Posted on
strategi-tim-media-sosial-pemenangan-pilkada
strategi-tim-media-sosial-pemenangan-pilkada

Tanggal 23 September 2016 kemaren, salah satu tahapan penting pilkada 2017 telah selesai yaitu tahapan pendaftaran pendaftaran kandidat, setelah melewati tahapan ini biasaya kandidat sudah mulai gerilya untuk persiapan pembentukan tim sukses pilkada, walau sebenarnya belum 100% aman karena masih ada tahapan penetapan kandidat pada tgl 24 Oktober 2016.

Dalam membuat struktur tim pemenangan, ada 1 divisi yang tidak boleh diabaikan yaitu divisi yang berkaitan dengan media sosial, ada yang menamakan tim ini dengan Media Center, Tim Media Baru atau Tim Media Sosial. Tentunya divisi lain jangan diabaikan misalnya media cetak dan elektronik, media jalanan spanduk, dan sms kampanye.

TIM SOSIAL MEDIA

Membuat tim media sosial tidak harus semua berada di posko, berikut ini ada  bentuk tim sosial media yaitu :

  1. TIM TERPUSAT DI POSKO KHUSUS
    Timses membuat posko, bisa di posko yg sama dengan timses, atau posko di rumah yg berbeda, atau bahkan bisa juga posko berada di luar kota, misalnya kandidat di banda aceh bisa saja mempuat posko media sosial di jakarta.
  2. TIM TERPENCAR
    Model ini adalah, tim media sosial yg tidak harus berada di posko, tim bisa berada di rumahnya sendiri namun ada koordinasi dengan koordinator sosial media dari timses, model seperti ini lebih murah karena tidak perlu siapkan tempat dan komputer khusus.

Ada juga pendukung kandidat yang tida tergabung dalam TIM khusus, pendukung ini biarkan berjalan secara natural tapi tetap harus ada panduan dari koordiantor sosial media agar konten yang disebarkan tidak malah menurunkan elektabilitas kandidat dan tidak terjebak dengan konten yg sengaja di sebar tim lawan yang malah akan menarik simpati kepada lawan tsb.

 

TOOLS MONITORING SOSIAL MEDIA

Tim sosial media harus sudah mempunyai tools untuk memonitoring big data di sosial media dan media online, maafaat tools ini adalah :

  1. mendeteksi dengan cepat bila ada mention negatif, jangan sampai nyebar kemana tanpa ada pembelaan atau upaya menetralisir isu.
  2. mengukur tingkat pupularitas kandidat dan pesaingnya
  3. menghimpun dan membuat peringkat mengenai isu yang paling banyak disebutkan di sosial media

KOORDINATOR MEDIA SOSIAL & KONSULTAN POLITIK

Diperlukan 1 orang koordinator media sosial yang bertugas mengatur perangkat dan tim sosial media dan juga untuk berkoordinasi dengan konsultan politik, saling memberi masukan mengenai strategi pemenangan.

Konsultan politik tentu telah “menguliti” kandidat sampai ditemukan apa yang bisa ‘dijual’ dan tugas koordiantor media sosial yang bertugas ‘menjual’ konten tersebut. dan sebaliknya koordinator media sosial akan mendapatkan data dari media sosial yang dapat dijadikan konsultan politik sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan strategi.

Inti pekerjaan koordinator media sosial adalah

  1. membuat panduan dan aturan yang dapat dijadikan sumber referensi oleh tim sosial media dan pendukung, panduan ini misalnya saran :
    • tidak menyerang lawan
      • tidak kampanye negatif
      • tidak kampanye hitam
    • tidak membuat konten yg merugikan kandidat
    • tidak membuat konten yg mendukung kandidat secara berlebihan yang diluar nalar dan bisa menjadi bahan olokan, dll
  2. memproduksi konten dan isu yang disesuaikan dengan target berdasarkan :
    • demografi
    • tingkat pendidikan
    • pekerjaan
  3. memproduksi gambar dan animasi yang menarik
  4. Komunikasi dengan tokoh dan pembesar partai
  5. meneliti setiap gambar dan konten yg menjadi trending topik, apakah gambar atau konten tersebut murni dari pendukung atau jebakan dari lawan.

 

KOMUNIKASI DENGAN TOKOH DAN PEMBESAR PARTAI

komunikasi dan memberikan saran kepada tokoh masyarakat pendukung kandidat sebenarnya area domain timses dan konsultan politik, tapi tidak ada salahnya tim media sosial juga memberikan arahan terutama terkait dengan media sosial.

yang perlu diperhatikan dalam 3 bulan sebelum pilkada, dimasa perhatian masyarakat tertuju dengan kandidat, ada kemungkinan pihak lawan akan mencari celah kandidat dan tim pengusung, disaat itulah semua pendukung terutama tokoh harus menjaga update status dan cuitan jangan sampai dimanfaatkan oleh lawan untuk menyerang.

 

CONTOH KASUS

LAWAN MENCARI KICAUAN YANG BISA DIMAINKAN

misalnya menjelang pilpres 2015 lalu ada cuitan “Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting” , dari cuitan tersebut tidak ada kaitan sama sekali penginaan terhadap pesantren dan santri tapi oleh lawan menghebohkan isu tersebut dengan membuat pemberitaan seolah2 santri dikatakan sinting, pelintir berita dan berkembang liar, diberitakan dimana2 dan mengerahkan entah dari mana pendemo seperti gambar dibawah.

demo-akibat-sosial-media
demo-akibat-sosial-media

JANGAN TERJEBAK DENGAN JEBAKAN

Tim media sosial harus jeli melihat segala upaya jebakan dari pihak lawan, membicarakan kelemahan lawan secara terus menerus akan menarik simpati masyarakat kepada lawan, juga tidak perlu mengomentari hal yang sepele, seperti pada kasus amplop nongol pada debat capres, heboh mengomentari bahwa capres tsb bawa contekan dan menjad trending topik, setelah rame muncul foto bahwa kertas putih tesebut adalah kalimat do’a nabi musa melawan fir’aun, tanpa perlu susah payah maka kalimat do’a yg menggambarkan lawan capres adalah fir’aun tersebar otomatis.

memanfaatkan-trending-topik
memanfaatkan-trending-topik

itu hanya sekedar contoh bahwa perlunya tim media sosial menjaga sikap dan postingan, jangan sampai malah dimanfaatkan lawan dan atau membantu menyebarkan pesan tersembunyi lawan.


Semoga tulisan blog ini bermanfaat bagi timses yang sedang mempersiapkan tim sosial media, anda bisa memberdayakan penduduk lokal didaerah anda karena dia yang paling mengerti dengan kondisi daerah anda, dan tentunya kami tidak menolak bila diminta bantuan hehe.

by Aswandi


3 Replies to “Konsep Terbaru Pemenangan Pilkada dengan Media Sosial”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *