Dalam setiap pertemuan dengan kandidat, ketua timses dan timnya, selalu menanyakan bagaimana cara menang pilkada dengan kondisi ini itu bla bla. secara umum utk menang menguasai 2 medan tempur, medan tempur hanya ada 2 memang yaitu medan darat dan medan udara. setiap medan dibagi2 lagi beberapa tim.
untuk medan udara terbagi lagi 2 media yaitu:
- media konvensional dan
- media baru
media konvensional contohnya koran, radio, tv dsb dan media baru contohnya sosial media facebook, twitter, instagram dan youtube dsb, namun pada blog kali ini tidak membahas media baru.
untuk medan darat, pekerjaan intinya adalah :
- pembentukan tim relawan dari berbagai jalur
- tiap jalur membentuk lagi koordinator di tiap kecamatan (korcam) (utk pilkada) atau koordinator kabupaten/kota (utk pilgub)
- tiap korcam membentuk lagi koordinator kelurahan/desa (kordes)
- tiap kordes mengangkat koordinator TPS atau bisa disebut AGEN atau Koordinator Lapangan (Korlap).
- korlap yg ditunjuk bertugas untuk melakukan pekerjaan di TPS nya dalam berbagai bentuk, bisa survey bisa penggalangan atau keduanya
yang dimaksud dengan survey disini adalah mendatangi semua rumah di wilayah TPS nya dan menanyakan siapa kandidat pilihannya, bila ingin mendapatkan jawaban yg sebenarnya maka korlap tidak boleh menggunakan atribut partai atau atribut kandidat.
model lain adalah penggalangan atau kampanye, jadi disini tugasnya langsung to the poin utk mengajak masyarakat memilih kandidat jagoannya, model ini juga ada kelemahannya salah satunya akan mendapatkan jawaban yang belum tentu valid, karena kebanyakan masyarakat akan jawab memilih kandidat pilihan korlap karena korlap didepannya menggunakan atribut partai atau atribut kandidat.
agar mendapatkan jawaban yang lebih akurat, sebaiknya saat diawal survey menggunakan gaya independen tanpa atribut, setelah mendapatkan jawaban maka baru mulai ajakan atau kampanye, jadi dapet dua2nya. jawaban lebih akurat dapet dan kampanye dapet.
untuk beberapa daerah terutama didaerah bukan perkotaan maka wajib dan prioritas utk mengamankan tokoh figur di desa atau TPS tersebut, mereka bisa:
- Tokoh Pemuda
- Tokoh Agama
- Tokoh Adat
- Tokoh Masyarakat
- Tokoh milenial
poin 1 sampai 4 sudah jelas, utk poin 5 tokoh milenial adalah pemilh pemula umur maksimal 22 tahun yang mempunyai kelebihan dibanding pemilih lain di usia yang setara, mereka bisa dari mahasiswa yg mempunyai prestasi menonjol, atau punya bakat di bidang seni/olahraga, atau pebisnis muda yg dijadikan panutan masyarakat sekitar.
setelah tim dibuat, pekerjaan penting selanjutnya adalah menyusun database tim dan database pemilih. ada banyak manfaat sistem database ini salah satunya adalah seperti ini:
1. DATA SEBARAN TIM
untuk melihat wilayah mana yang sudah ada tim-nya, wilayah ini ada berbagai level
- tingkat kabupaten
- kecamatan
- kelurahan/desa
- tps
dengan sistem terakumulasi bertingkat seperti ini maka dengan mudah diketahui mana kelurahan yg belum ada kordes, atau mana TPS yang belum ada korlapnya. pada sistem database nanti akan ditampilkan misalnya kecamatan A terdiri dari 12 kelurahan, tapi didata kelihatan baru terisi 9 kordes, berarti disini ada kurang 3 kordes, dan juga ditampilkan misalnya ada 30 TPS namun baru ada 22 korlap, cukup klik detail maka akan tampil kelurahan mana saja yg belum ada korlapnya, sistem seperti kalo misalnya hanya 300 tps kebawah bisa pakai excel, tapi bila sudah mencapai misalnya sumsel ada 16 ribu TPS tentu akan menyulitkan kalo manual menggunakan excel.
2. MONITORING KINERJA TIM
setelah dibuat pengolahan data tim, langkah selanjutnta bekerja dan wajib buat sistem data untuk memonitoring kinerja korlap. pekerjaan korlap bisa disesuaikan dengan kebijakan sendiri atau kondisi ditiap wilayah, salah satu contohnya tiap korlap wajib mendatangi 10 rumah setiap hari, 6 hari perminggu atau 25 hari perbulan. Jadi dalam sebulan bisa dapat 250 rumah, bila tiap rumah ada 3 pemilih maka sudah didapat 750 pemilih potensial dalam 1 bulan, untuk 1 tps dengan maksimal 800 pemilih sebenarnya cukup 1 bulan saja untuk mendata semuanya dan dilakukan oleh 1 orang tiap tps.
untuk pekerjaan door to door ini diperlukan beberapa logistik ataupun sekedar suvenir yg bisa ditinggalkan di tiap rumah, namun yg penting sekali adalah kelender dan stiker, untuk stiker dibuat cetakan juga di kulit atau bagian belakang stiker, berupa formulir isian utk mengisi data nama dan nomor hp isi rumah. setelah di isi stiker di tempel dan kulitnya berupa data ambil dan dikumpulkan ke kordes, korcam sampai ke posko utama.
MODEL INPUT DATA
untuk input data kertas dari tim dilapangan dibutuhkan beberapa operator input data, sistemnya bisa menggunakan 2 model, yaitu offline dan online.
MODEL OFFLINE
offline maksudnya aplikasi hanya bisa diakses dari pc2 yang berada didalam wifi/hotspot yang sama di dalam kantor/posko, dan tidak bisa diakses dari luar kantor karena memang tidak di-online-kan. sistem ini cocok utk pilkada kabupaten/kota yg posisi tim relawan tidak terlalu jauh. Sistem seperti tidak dibutuhkan server internet dan tidak dibutuhkan internet
MODEL ONLINE
model online, aplikasi di instal di server online, sehingga bisa diakses secara terbatas hanya operaor yang mengetaui alamat web aplikasi dan password, sistem ini cocok untuk pilgub atau daerah yg jarak antar kecamatan jauh. jadi masing tim di tiap kecamatan atau tiap kabuapten bisa input data dari poskonya masing2, tidak harus input data di posko utama.
GAMBARAN DATABASE TIM DAN PEMILIH
Pada sistem aplikasi terdapat 2 database utama yaitu database tim dan database pemilih
1. Database Tim
Database tim adalah data semua tingkatan relawan mulai dari ketua jaringan, korkab, korcam, sampai ke koordinator TPS. yang dimaksud dengan jaringa disini adalah simpul atau tim yg biasanya akan dibentuk saat timses dibentuk, misalnya di setiap timses nanti pasti ada kelompok2 tim yg mereka membuat sendiri nama timnya, misalnya contohnya :
- TIM SRIKANDI yang berisi hanya kaum perempuan, dia bekerja khusus mencari pemilih perempuan
- JALUR PARTAI A, TIM Partai B, ini pasti ada utk timses yg dibentuk dari koalisi, jadi masing partai punya tim sendiri, katakanlah GOLKAR akan punya tim sendiri sampai tingkatan TPS, maka dibuatlah JALUR GOLKAR, JALUR PDIP, JALUR GENRINDRA,dll
- Tim dari sayap ormas, tiap ormas akan punya sayap organisasi dan ini sudah mempunyai strutkur dan massa sendiri, ini bisa dipakai untuk membentuk tim sendiri dan melaporkan hasil pekerjaan ke posko utama
Jadi tiap jalur atau jaringan tersebut mempunyai struktur sendiri, namun tetap ada aturan yaitu mereka harus mempunyai ketua pastinya dan koordinator kecamatan sendiri, sampai ke level TPS, disini tidak wajib ada koordinor di semua kecamatan, jadi hanya melaporkan di kecamatan yg ada timnya saja.
Input data tim ini bisa bebas dan tidak harus ada dalam DPT KPU, dan juga tidak harus beralamat di tempat dia kerja, misalnya alamat di kecamatan A bisa saja di bekerja di kecamatan B.
2. Database Pemilih
Untuk data pemilih kami telah menetapkan beberapa aturan
- harus ada NIK atau namanya dalam data DPT KPU
- setiap input data harus ada nama korlap yg mendapatkan pemilih ini.
- pada data pemilih akan ditambah lagi beberapa variabel yang tidak terdapat dalam data DPT KPU yaitu :
- agama
- pekerjaan
- nomor hp
- suku
data nomor hp nanti digunakan utk pengiriman sms kampanye atau sekedar mengingatkan dan juga bisa sebagai verifikasi untuk menguji kevalidan data yang dibawa oleh kordes.
CEK VALID DATA PEMILIH
untuk verifikasi melalui sms kita lakukan 2 tahap:
- sistem akan menghitung nomor yang aktif dan nomor mati, jadi bisa diketahui data yang dibawa kordes ini berapa persen yg aktif dan yang nomor mati, bila yg aktif 90% mungkin masih bisa ditolerir, tapi bila dibawah itu maka bisa dipertanyakan data yg dibawa oleh korlap ini.
- verifikasi jg bisa dari balasan sms, bila balasan sms mendukung berarti data yg dibawa oleh kordes sudah benar tapi bila cacian atau menyampaikan sms tidak pernah merasa mendukung berarti data yg dibawa korlap ini data palsu.
APDALIH PRO edisi pilkada dan integrasi dengan APDALIH PRO edisi PEMILU CALEG
Aplikasi ini didesain utk mengelola data timses dan data pemilih dan terintegrasi dengan data DPT KPU, aplikasi ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan karena model kerja timses tiap daerah bisa berbeda. kami memberikan support sampai pilkada selesai.
Karena aplikasi bisa di instal di laptop maka aplikasi masih bisa digunakan setelah pilkada selesai, tapi kami tidak memberikan bantuan dukungan karena bantuan dukungan hanya sampai pilkada selesai, dalam kasus ini sampai 27 juni 2018. aplikasi bisa digunakan untuk melihat data2 lama dalam bentuk tabel angka, nama dan grafik.
INTEGRASI DATA PEMILU CALEG
Kami juga menyediakan aplikasi APDALIH PRO edisi PEMILU CALEG tahun 2019, modelnya sedikit berbeda dg APDALIH PRO edisi pilkada karena pada pemilu celeg ini terdapat sistem tusuk sate dimana pekerjaan pendataan pemilih bisa didelegasikan ke mitra tandem di caleg DPR dibawahnya, misalnya DPR RI tandem dengan DPR Provinsi dan DPR Kabupaten, maka sistem bisa dipakai bersama ke semua caleg yg menjadi mitra tandem caleg DPR RI.
Bagi pengguna APDALIH PRO pilkada 2018 ini, bisa menggunakan data hasil pekerjaan timses pilkada 2018 untuk sebagian digunakan di pemilu caleg 2019, misalnya anda yg menggunakan dan bertanggung jawab di pendataan pemilih di pilkada kota bekasi 2018, maka tentunya data tim dan pemilih di pilkada bekasi 2018 bisa kami masukkan dan integrasikan di APDALIH PRO edisi PEMILU 2019, ini berguna bagi anda misalnya ingin jadi caleg DPR RI atau DPR Provinsi dapil Bekasi-Depok. Nanti pengolahan datanya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anda misalnya data di filter lagi yg hanya dari JALUR PARTAI A misalnya atau hanya dari pemilih dari nomor aktif, dsb
Kami sangat menjaga kerahasiaan data, data hanya kami berikan bagi anda yg membeli aplikasi ini, dan yang mendapat persetujuan anda, bahkan partai mitra koalisi pun tidak kami berikan data bila tidak ada persetujuan dari anda sebagai pemilih aplikasi dan data.
Aswandi – Bekasi / Jakarta
Whatsapp 0811945222
www.software-pilkada.com