Posted on

Pikada 2020 dimasa pandemi Covid, kampanye di media sosial sangat dibutuhkan dan hukumnya wajib, namun bukan berarti pergerakan konvensional dilupakan, yang saya maksud disini adalah gerakan dari pintu ke pintu, atau door to door, atau canvasing, dan istilah lain, kalo PDIP biasanya menggunakan istilah GURAKLIH (REGU PENGGERAK PEMILIH) yaitu tim di setiap TPS yang bekerja mengajak masyarakat memilih kandidat dan memastikan mencoblos pada hari H pencoblosan, bahkan bila perlu jemput pemilih misal lokasi TPS jauh dan pemilih tidak ada kendaraan.

Kami POLMANTIC yang sudah membuat software ini sejak 2012 (bisa dilihat di artikel ini https://aswandi.or.id/2012/10/30/strategi-menang-pilkada-dengan-software-peta-suara ), menemukan berbagai cara teknis yang dilakukan tim sukses, kami wajib tahu karena menyesuaikan alur aplikasi sesuai kebutuan tim sukses.

MODEL KERJA TIM BERTINGKAT

Model ini yang paling banyak digunakan yaitu membuat tim bertingkat sampai level TPS. rinciannya

  • Membentuk KORCAM (koordinator kecamatan)
  • Membentuk KORDES (Koordinator Desa / Kelurahan)
  • Membentuk KORLAP (Koordinator Lapangan)

KORCAM

tim terdiri dari ketua KORCAM dan beberapa staf pembantu yang disesuaikan dengan kebutuhan contohnya seksi data, seksi logistik, saksi konsumsi, dan seksi kampanye. tugas KORCAM ini adalah

  1. membentuk kordes
  2. memberikan arahan kepada kordes
  3. mengontrol kinerja kordes
  4. menggantikan kerja kordes bila ada kordes yang bermasalah atau bekerja tidak sesuai arahan
  5. memberikan laporan setiap pekan atau setiap hari bila pilkada sudah H-7.

KORDES

tim ini ada ketua kordes dan beberapa staf yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah DPT dan TPS, tugas kordes ini adalah, membentuk KORLAP (Koordinator Lapangan) yaitu tim level TPS, bila ada 20 TPS maka dibentuk 20 KORLAP. Tugas lainnya sama dengan KORCAM yaitu memberikan arahan kepada KORLAP, Mengontrol Kinerja Kordes, dan menggantikan Kordes bila ada yang bermasalah.

KORLAP

KORLAP merupakan ujung tombak pergerakan kampanye yang sangat vital fungsinya, karena dia berhubungan langsung dengan masyarakat, KORLAP harus dibantu beberapa staf untuk berbagi tugas.

Perangkat perang yang wajib dimiliki oleh KORLAP adalah Lembar DATA DPS dan DPT (Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap), Korlap wajib menrupakan penduduk asli di TPS dia ditugaskan agar dia mengenali langsung pemilih yang ada di TPS nya.

Berikut gambaran kerja KORLAP

Lihat jumlah pemilih di TPS, di pilkada 2020 ini maksimal jumlah pemilih adalah 500, dan kita misalkan jumlah di contoh ini 400, lihat partisipasi pemilih tahun2 sebelumya misalnya 60% maka perkiraan masyarakat yg akan memilih adalah 60% x 400 = 240 orang. lihat juga berapa target suara sesuai arahan KORDES, bila misal target 55% maka di TPS harus dapat suara 55% x 240 = 132 suara.

Tugas KORLAP selanjutnya adalah mencari staf 1 orang untuk setiap 30 target suara, jadi disini paling tidak butuh 4 tenaga staf lagi yaitu masing2 bertanggung jawab kisaran 30, jadi total 30 x 4 = 120 suara, sisanya 12 suara di tangani langsung oleh KORLAP.

Tugas staf2 KORLAP ini adalah cari informasi kecenderungan pemilih, buat 3 kategori

  1. Pemilih kuat, yang sudah dipastikan pendukung kandidat
  2. Ada kecenderungan memilih kandidat, tapi tidak kuat
  3. Belum menentukan pilihan

maka staf KORLAP harus mendata poin 1 dan 2, yaitu pemilih kuat dan pemilih lemah dan melaporkan ke KORLAP, bila angka belum memenuhi ambang batas maka tugasnya lah kampanye secara personal kepada swing voter atau pemilih mengambang.

Tugas penting staf KORLAP yang sangat wajib dilakukan adalah pada hari H, yaitu ada yg standby di TPS dan conteng satu persatu dari 30 nama yang menjadi tanggung jawabnya, bila jam 9 masih ada yang belum datang maka koordinasi dengan KORLAP untuk tindakan selanjutnya yaitu bisa mendatangi rumah untuk mengingatkan bila perlu siapkan kendaraan bila itu kendalanya. Bila TPS sudah ditutup maka tugas KORLAP selesai dan untuk pengamanan suara dilakukan oleh saksi resmi kandidat.

SISTEM PELAPORAN DATA

Ada banyak cara model pelaporan data yang biasa dilakukan dilapangan

  1. Laporan angka
  2. Laporan by name
  3. Laporan dengan aplikasi android

1. LAPORAN ANGKA

cara kerjanya, korlap melaporkan angka jumlah pemilih pasti misalnya 250 orang di TPS ini ke KORDES, KORDES menjumlahkan total semua TPS diwilayah dia lalu laporkan ke KORCAM, KORCAM Lapor Ke Posko Pusat, maka didapatlah angka perkiraan pemilih pasti.

masalah yang pasti terjadi di model ini adalah, posko pusat tidak bisa mengecek keakuratan data laporan angka, model ini 100% mengandalkan kepercayaan kepada tim dibawah, masalahnya juga di pilkada ini potensi relawan tidak jujur sangat besar terutama bila ada reward bagi relawan yang memenuhi target. model laporan angka sangat tidak direkomendasikan

2. LAPORAN BY NAME

cara kerjanya, korlap melaporkan data pemilih ke KORDES, bentuk data bisa 2 macam,

  1. kertas blangko dengan format yang sudah ditentukan atau
  2. lembaran DPS/DPT yang distabilo atau ditandai mana yang sudah mendukung.

Data dari KORDES data bisa langsung laporan ke posko pusat atau melalui KORCAM dulu, itu teknis sama saja, sampai diposko pusat lembaran kertas data diterima, di foto kopi saat itu juga dengan menggunakan printer all in one yang harganya hanya 1 jutaan, lembaran foto kopi disimpan di posko dan lembaran asli dikembalikan ke tim relawan. Lembar data disimpan rapi dalam folder per kelurahan agar memudahkan pencarian.

Metode kelola data pemilih

a. REKAP DATA DI EXCEL

Bila lembar data dalam bentuk blanko, maka operator posko bisa langsung input jumlah angka di file excel, disini kekacauan mulai terjadi karena operator tidak bisa mengetahui apakah pemilih ini sudah pernah di hitung sebelumnya misalnya sudah didapatkan terlebih dahulu oleh korlap lain, data angka menjadi tidak valid karena banyak dobel data.

b. STABILO DPT YG DI CETAK

cara lain yg lebih baik adalah dengan cetak semua lembar DPT lalu tandai nama yang dimaksud, ini bisa menghidari dobel data karena tidak bisa menandai 2 kali, lalu hasil rekap dihitung manual di file excel. namun dimetode ini tetap ada kendala, yaitu mencari 1 nama diantara tumpukan DPT, belum lagi harus hitung ulang setiap selesai menandai.

c. MENGGUNAKAN SOFTWARE APDALIH

APDALIH atau Aplikasi Data Pemilih adalah software untuk menghitung jumlah pemilih yang terintegrasi dengan data DPT KPU, dengan software ini data yang masuk cukup ketik NIK otomatis tampil data nama, alamat, usia dll, juga akan tampil bila NIK sudah didaftarkan sebagai pemilih sebelumnya jadi dengan sistem ini pekerjaan jauh lebih cepat dan juga bisa melihat sebaran distribusi pemilih di setiap tingkatan wilayah.

begitu ada korlap atau kordes yang datang membawa berkas, suruh tunggu saat itu juga langsung di cek di aplikasi satu persatu, sebentar saja, lalu tandai mana data yg bisa diterima, dan mana yg harus cek lagi NIK, karena data yang diterima adalah yg NIK terdaftar dalam KPU, kalo sudah foto kopi dan berikan yg asli kepada relawan tadi sebelum dia pulang.

selain input manual satu persatu juga bisa import file excel, yg dibaca nanti hanya kolom NIK saja dan akan cek sesuaikan dengan data di DPT KPU, cara ini juga bagus jadi tim di kecamatan misalnya ketik data di excel dulu lalu kirim ke email utk di import di aplikasi, sekali import bisa 10.000 baris excel yang akan sangat menghemat tenaga dan waktu. setelah import juga akan diberikan laporan berapa NIK yg terverifikasi dan berap yang tidak terdaftar dan berapa NIK sudah terdaftar sebelumnya.

Pastikan juga nomor hp tertera, bila jenis kelamin laki2 dan usia dibawah 50 tapi tidak punya nomor hp itu mencurigakan, kecuali ibu2 atau nenek kakek2 mungkin saja, siapa sih sekang yang tidak punya handphone. data nomor hp nantinya bisa di cek dg whatsapp validasi yg kami sediakan, bisa cek 1000 nomor dalam hitungan menit, dari sekian nomor kalo 90% aktif whatsapp masih ditoleransi namun bila dibawah itu atau misal 50% saya yakin banyak nomor hp tidak aktif yang ini berpotensi data palsu.

3. LAPORAN DENGAN APLIKASI ANDROID

cara sebelumnya sudah bagus bila syarat nomor hp terpenuhi dan aktif, namun masih ada saja relawan yang curang misalnya dapat lembaran foto kopi dari kelurahan atau sales motor leasing, cara sebelumnya juga membuat operator diposko sibuk luar bisa input ratusan ribu data, karena itu sebaiknya input bisa langsung oleh relawan dilapangan dengan menggunakan aplikasi android.

operator diposko pertama input data tim relawan, setelah input berikan kode pasword kepada relawan, relawan bisa langsung download aplikasi yg handphone dari menu PLAYSTORE, setelah instal maka relawan login dengan nomor hp dan password tadi.

di aplikasi ini menu hanya 1 yaitu input data relawan, jadi sangat mudah pengoperasiannya, bahkan untuk TEMRES DPT yang sudah terintegrasi dengan DPT maka relawan cukup ketik NIK maka akan tampil nama lengkap, alamat, jadi relawan foto KTP pemilih dan foto selfie bersama relawan, klik KIRIM. beres. data akan otomatis disimpan di aplikasi web yang sudah disiapkan dan kandidat atau ketua timses bisa memantau pergerakan data harian, mingguan dan total dari aplikasi web.

tampilan aplikasi TEMRES untuk pendataan tim dan pemilih pilkada

kami sudah menyiapkan aplikasi TEMRES, yaitu aplikasi android dan web untuk monitoring, fungsinya yaitu:

  1. melihat posisi tim kapan dia terakhir buka aplikasi, dan juga bisa cek per tanggal per jam posisi tim, ini kadang penting misal ada relawan datang dan bilang sudah keliling kampung, namun kita cek di tanggal tsb dia dirumah saja di peta online di aplikasi web.
  2. fungsi lain sama seperti APDALIH yaitu melihat sebaran data tim di tiap level wilayah, sebaran data pemilih di tiap level wilayah, apakah wilayah belum memenuhi target suara, juga cek bagaimana kinerja dari setiap relawan, bisa dilihat dari jumlah perolehan data dia setor.

namun begitu di TEMRES tetap disediakan input manual di web bila ada relawan yg sudah tua atau gaptek yang intinya tidak sanggup menggunakan aplikasi android, maunya tulis dikertas atau kirim data lewat whatsapp.

MODEL CANVASSING

canvassing yang dimaksud adalah tim yang keliling dari rumah ke rumah dan mengkampanyekan kandidat langsung ke masyarakat, dari beberapa lembaga survei yg menggunakan aplikasi dari POLMANTIC untuk pendataan canvassing, saya merangkum seperti ini:

  • tim dibuat sangat banyak misalnya 100 relawan
  • 1 relawan diwajibkan mendatangi 10 rumah per hari dengan jam kerja 6 hari perminggu
  • pertanyaan sebelum kampanye relawan akan menanyakan 3 hal yaitu :
    • apakah kenal dengan kandidat
    • kalo kenal apakah suka
    • kalo suka apakah akan memilih nanti pas pilkada
  • dari jawaban tadi relawan akan mendapatkan data penting ini,
    berapa pemilih kuat, ragu2, dan pemilih lawan,

setelah 3 pertanyaan maka relawan akan memkampanyekan kandidat, agar meninggalkan kesan baik, relawan akan memberikan buat tangan sederhana misalnya cukup kaos, payung, jam dinding, kelender atau barang murah lain yang tidak melewati batas harga yang ditentukan undang undang.

kendaraan untuk tim canvassing pilkada : dokuemtasi pribadi aswandi

Untuk contoh perhitungan, misalnya tim membentuk 100 relawan, setiap hari wajib kunjugan 10 rumah dan tiap rumah diambil rata2 ada 3 pemilih maka dalam 2 bulan atau 50 hari akan dapat 150.000 pemilih yang berpotensi besar akan mendukung kandidat. karena relawan ini menggunakan relawan terpilih misalnya dari mahasiswa atau anak2 muda maka wajib hukumnya menggunakan aplikasi android, data 100% asli bukan data yang ditulis sembarang oleh relawan yang tidak mau capek. karena disetiap kunjugan wajib selfie atau foto saat masyarakat mendapatkan souvenir.

Demikian uraian beradasarkan pengalaman pribadi, kami membuat sistem berdasarkan pengalaman dilapangan dan banyak hal yang dipertimbangkan dalam membangin salah satunya adalah melihat pola kerja timses, dan budaya masyarakat setempat. sistem yg baik bukan yang paling canggih tapi yang bermanfaat sesuai kebutuhan. untuk tanya2 atau sekedar diskusi hubungi kami TIM POLMANTIC di WhatsApp 0811945222 atau lihat2 proposal, demo dan aktifitas kami di website www.software-pilkada.com

Artikel terkait pilkada 2020:

  • https://aswandi.or.id/2020/09/01/aplikasi-monitoring-whatsapp-tim-pilkada
  • https://aswandi.or.id/2020/09/27/strategi-kampanye-media-sosial-menang-pilkada-2020
tim polmantic di kantor polmantic bekasi

2 Replies to “Aplikasi TEMRES untuk Verifikasi Pemilih Pilkada dengan Gerakan dari Pintu ke Pintu”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *