Untuk Menjadi Bupati atau walikota, umumnya seseorang harus terlebih dahulu melawati beberapa tahap ini :
- Menjadi kader partai besar, di Indonesia saat ini partai yg layak dibilang besar adalah Golkar, PDIP, Demokrat, PPP, PKS, PKB dan PAN. dan untuk 3 besar saat ini adalah Golkar, PDIP dan Demokrat.
- Setelah menjadi kader partai besar, dia harus menjadi ketua partai DPC (tingkat kota atau kabupaten), nah disini duit sudah mulai keluar, untuk partai tertentu seseorang harus setor RP 200 juta ke pengurus pusat agar bisa jadi ketua DPC.
- Kalo sudah jadi ketua partai maka besar kemungkinan akan terpilih sebagai bakal calon atau wakil bupati/walikota pada penetapan internal partai.
- Untuk melihat peluang maju pilkada, harus mempunyai elektabilitas tinggi minimal 3 besar di daerahnya, untuk itu perlu membayar lembaga survey.
- Kalau sudah mempunyai peluang, untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur/bupati/walikota harus mendapat izin dari pengurus partai pusat (DPP), dan utk mendapatkan izin itu musti setor duit lagi ke DPP. (yang saya tau ada sampai rp 1 miliar).
- Setelah di tetapkan internal partai, maka selanjutnya dia meminta dukungan partai lain, tujuannya adalah untuk memenuhi persyaratan minimal 15% kursi di DPR dari gabungan partai pendukung. tentu ada harga yg harus dibayar untuk dukungan dari partai lain.
- Bila sudah ditetapkan sebagai calon tetap oleh KPU maka calon tsb harus mengeluarkan miliaran rupiah untuk kampanye.
- Nanti kalaupun menang, butuh duit lagi untuk membayar pengacara untuk melawan gugatan lawan di MK (Mahkama Konstitusi)
Mereka rela mengeluarkan ratusan juta hanya untuk menjadi ketua partai DPC (tingkat kota atau kabupaten), karena mungkin pertimbangan berikut ini :
- berkemungkinan dapat suap dalam pemilihan ketua DPP (contoh terakhir di TV setiap dpd mendapat Rp 50 – 100 juta – sumber )
- peluang utk menjadi calon atau wakil bupati/walikota lebih besar
- peluang utk menjadi calon anggota DPR urutan teratas lebih besar
- peluang utk menjadi ketua fraksi DPR juga lebih besar.
ya begitulah …
13 tanggapan untuk “Mahalnya Biaya Untuk Menjadi Bupati atau Walikota”
Betul tah kang aswandi………..seperti itu.
kalau begitu caranya pantes aja di republik ini hanya dipenuhi orang-orang yang otaknya cuma korupsi karena dipikiran mereka bagaimana caranya balikin modal yang udah keluar. kapan mau mengabdinya kalau jabatan hanya untuk diperjual belikan.? sampai kiamat pun korupsi di indonesia gak ada habis-habisnya, karena orang yang punya potensi dan ingin mengabdi kepada negaranya tidak akan bisa kalau dia belum kaya….,!!!!!!!! buat mereka yang memanfaatkan jabatanya untuk mencari uang dengan cara merugikan rakyat siap-siaplah azab menimpa sodara!!!!!!!!
satu lagi, seseorang yang punya visi-misi jauh kedepan untuk kepentingan rakyat, seseorang yang memang punya kemampuan untuk menjadi bupati/camat atau kepala desa sekalipun hanya angan – angan belaka kalau prosedurnya seperti itu, kapan negara kita akan dipimpin oleh orang yang tepat kalau caranya saja sudah dipenuhi dengan jalan korupsi dan mengkorupsi,..???????? sangat disayangkan negara ini hanya dipimpin oleh orang-orang yang pinter membodohi dan mengakali rakyatnya!!!!!!!!
kalo aku ga punya duit, ga bisa jadi bupati/gubernur dong…….
hadueuhhhhhhhh
Hemmm……..memang raya malu,etika, tenggang rasa & hati nuraani sudah dijajah saat ini. Syaiton2 menjajahnya, sehingga kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,&bernegara sudah mengalamikerusakan moral&mental yang parah. Ahirnya kembalikepada diri sendiri mau pilih jalur yang mana? TERJAJAH atau MERDEKA?
ah ga juga tuh … di PKS malah saling menolak bila di minta jadi calon bupati/walikota atau gubernur .. bahkan dicalonkan jadi anggota dewan aja gak mau karena berat perjuangannya .. jadinya ya kader yang harus memilih mereka agar mereka tidak menolak diamanahi berjuang di parlemen memperjuangkan rakyat kecil.
qu kira jdi bupati tu gg ngeluarin biaya,,,
pu”s sdah hrapanqw
Saya melihat di daerah saya, ada bupati incumbent dulunya berasal dari partai kecil (skrg tdk lulus utk pemilu 2014), akan tetapi karena memang memiliki kapabilitas dan dipercayai masyarakat, makanya dia lulus jadi bupati. Saya juga berharap demikian, tidak perlu bergabung dengan partai besar (atau bahkan independen juga bisa), sehingga tdk banyak uang keluar untuk menjadi seorang bupati.
sebesar apa pun kedudukan kalian akan hancur,,
kalo kaya gini mah ngeluarinn duitt pantesab aja yg kaya yg terus menjadi pakar korupsi di indonesia ini
duhh gmn ni caranya anak2 bngsa yg mpunyai cita2 mjd seorg pmimpin !!!
hncurlah sdh negri ini
Lumayan besar juga ya.memang betul pengabdian ke negara hanya 10% sisanya pengabdian kepada diri nya sendiri.
Saya bermimpi ingin menjadi seorang bupati suatu saat nanti, dan saya kaget melihat artikel ini karna saya hanya org biasa, orgtua saya petani,.
Semoga allah memberikan rejeki yg halal supaya cita2 saya bisa terkabulkan amiin..
Kejar lah mimpimu walaupun itu sulit, tidak ada yg tidak mungkin selama kamu terus berusaha. Mungkin bagi yg membaca tulisan ini ada yg mau menjadi pemimpin saya harap kerja lah dengan ikhlas dan tulus dan bantulah rakyat kecil karena tanpa rakyat kecil kalian tidak bisa menang